NasionalismeNews,Com-Luwu Timur_ Malili -Satu lagi layanan yang disediakan oleh RSUD I Lagaligo Luwu Timur dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yakni Poliklinik Spesialis Bedah.
Poliklinik ini melayani pelayanan kesehatan rawat jalan dalam proses pembedahan umum meliputi : Operasi Kecil, Perawatan luka biasa/luka oleh karena Diabetes Melitus (DM), Perawatan luka post/pasca Operasi hernia, Usus buntu, Haemoroid (Wasir/Ambeyen) dana Konsultasi seputar proses pembedahan.
Poliklinik Spesialis Bedah RSUD I Lagaligo ditangani oleh dua orang dokter spesialis bedah yakni ; dr. Sikrong, Sp.B dan dr. Komet Rama Daud, Sp.B, FICS, serta dibantu dua orang perawat dan 1 orang admin.
Adapun jam pelayanan Poliklinik Bedah dari Senin – Sabtu, pukul 07.30 s/d 14.00 Wita, dengan Rata-rata kunjungan pasien per hari sebanyak 20 Orang.
dr. Komet Rama Daud, Sp.B, FICS, Dokter Spesialis Bedah, di RSUD I Lagaligo mengungkapkan bahwa, keluhan pasien terbanyak yang datang berobat ke poliklinik bedah yaitu pasien dengan keluhan Diabetes Melitus dan tumor jinak.
“Keluhan terbanyak dari pasien yang datang berobat di Poli Bedah adalah karena diabetes melitus,“ terang dr. Komet, Selasa (25/07/2023).
Terkait alat kesehatan di Poliklinik Beda, dr. Komet mengatakan, alat kesehatan yang ada di poliklinik sudah sangat memadai untuk digunakan dalam pelayanan terbaik kepada pasien.
“Kita berharap kedepannya yaitu pengembangan layanan poliklinik Diabetes Melitus (DM) yang akan berkolaborasi dengan poliklinik interna, dimana poliklinik ini nantinya akan menangani permasalahan penyakit komplikasi akibat diabetes melitus (DM). Dan kami berharap kedepannya, dengan adanya poliklinik DM maka pasien-pasien yang mengalami luka akibat DM mendapatkan pelayanan yang lebih optimal terkait perawatan luka mereka, karena perawatan luka pada penderita diabetes melitus (DM) membutuhkan waktu yang sangat lama berbeda dengan perawatan luka biasa,” tuturnya.
Berikut ini beberapa pelayanan kesehatan Poliklinik Bedah RSUD I Lagaligo Lutim ;
1. Pemeriksaan fisik kondisi tertentu, misalnya pemeriksaan fisik pada wasir.
2. Diagnosis penyakit berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti laparoskopi, endoskopi, USG, foto Rontgen dan CT scan.
3. Biopsi atau pengambilan sampel jaringan, misalnya pada benjolan atau tumor di bagian tubuh tertentu seperti tulang, kulit, usus, atau kelenjar getah bening.
4. Terapi dalam bentuk bedah invasif (operasi terbuka) maupun invasif minimal (sayatan kecil atau bahkan tanpa sayatan) beserta penanggulangan komplikasinya.
5. Pembedahan pada usus buntu, mastektomi (pengangkatan payudara), kolektomi (pengangkatan usus besar), pengangkatan kandung empedu dan amputasi.
6. Bedah emergensi, seperti pada kasus perforasi usus buntu, peritonitis, abses hati, pecahnya varises esofagus, komplikasi tukak lambung (perdarahan atau bocor lambung), hernia inkarserata dan pneumothorax.
7. Pembuatan akses untuk prosedur cuci darah melalui pembuluh darah atau rongga perut.
8. Manajemen dan perawatan luka, termasuk luka bakar, luka infeksi dan luka pascaoperasi.
9. Perawatan pasien sebelum, selama dan setelah prosedur bedah, termasuk merencanakan terapi rehabilitasi kasus bedah. (ikp-humas/kominfo-sp)